Beberapa hari aku bingung dengan apa yang akan aku lakukan setelah dinyatakan lulus dari SMP dimana aku bersekolah,terbayang olehku bekerja di perusahaan tekstil terkenal yang tidak jauh dari tempat tinggalku seperti teman teman SD ku yang nggak mampu meneruskan sekolah. Tak hanya itu yang membuatku sedikit bingung,dimana aku akan tinggal ? di rumahku terlalu sempit untuk kembali ke keluarga dan juga ada rasa nggak enak kalau harus menambah susah kehidupan bapakku…adik tiriku sudah 3 orang waktu itu..semua mulai sekolah..sedangkan pekerjaan bapak sudah berubah dari dulunya penunggu toko kain di pasar Klewer sekarang kembali ke pekerjaan awal sebagai kuli panggul kain karena fitnah yang menimpa bapak.
Hari hari menunggu saat perpisahan kelas 3 kuhabiskan di sekolah saat siang hari dan masih pulang kerumah bapak wakil kepala sekolahku rencananya sampai aku benar benar terima ijasah dan resmi berpisah dari sekolah.Suatu ketika saat dirumah bapak wakil kepala sekolah ,aku di beritahukan bahwa istri beliau mau membantu menyekolahkan aku ke SMA..dan waktu itu pilihannya adalah SMA Santo Paulus yang masih ada hubungan yayasan dengan SMP ku…katanya sang ibu senang dengan keberadaanu di rumahnya..selain bisa menjaga anak anaknya juga bisa membantu yang lain…dan tidak perlu membayar pembantu rumah tangga.
Aku terus berpikir apakah aku mau menerima tawaran beliau..sedangkan aku tahu kalau sang bapak ini punya 2 anak yang tentunya juga lebih membutuhkan biaya sekolah daripada aku..aku hanya tersenyum dan menyatakan berpikir dulu untuk putusan apakah aku mau disekolahkan beliau.Selang beberapa hari aku dapat surat dari suster kalau beliau sudah menghubungi orang tuanya agar mau menyekolahkan aku dan aku harus tinggal di rumah beliau yang jaraknya 10km dari rumah orang tuaku…Saat itu suster ada di luar Jawa..tentu saja aku tidak berani menemui orang tua suster tanpa didampingi oleh suster…Dalam hati ingin rasanya aku meneruskan sekolah dan aku punya cita cita akan bersekolah di STM Santo Mikael..karena yang kudengar sekolahan itu adalah sekolah bonafide yang setiap lulusan dari sana pasti sukses di dunia kerja dan banyak di cari perusahaan perusahaan di area Jakarta…Tapi “jer basuki mawa bea”tentunya biaya sekolah disana juga jauh lebih mahal dari sekolah di tempat lain.
Aku bingung memilih tawaran kebaikan untuk membiayai sekolahku…kalau aku ikut bapak wakil kepala sekolah,..aku nggak enak dengan anak anaknya…dan nggak enak juga dengan saudara saudaranya…sisi baiknya rumahnya dekat dengan rumahku dan aku sudah kenal baik dengan keluarga beliau karena selama 1 tahun terakhir di SMP aku ikut nebeng hidup di rumah beliau…dan aku hafal dengan kebiasaan bapak sehari hari..Kalau aku ikut orang tuanya susterku,,..aku bingung karena harus menemui seseorang yang belum aku kenal sebelumnya..belum aku tahu dimana rumahnya dan belum pernah tahu juga apakah beliau “welcome” dengan kehadiran saya dan tentunya beliau juga punya keluarga yang belum tentu anggota keluarganya senang dengan kehadiranku diantara yang lainnya…Aku benar benar bingung saat itu…ikut bapak wakil kepala sekolah…ikut bapaknya susterku atau kerja saja di pabrik…di tengah kebingunganku aku merasakan keadilan Tuhan yang maha bijaksana..aku hanyalah anak terbuang,hidup dari simpati orang,jauh dari kasih sayang orang tua ..tapi tetap kudapatkan perhatian di luar keluarga. Bagaimana tidak bingung ?? karena tak ada tempat curhat untuk membantu memecahkan kebingunganku..semua harus kuputuskan sendiri..orang tuaku jelas nggak mau tahu dengan apa yang akan terjadi padaku..
Akhirnya kuputuskan untuk ikut bapaknya suster…kubulatkan tekat mencari alamat dan menemui sang bapak yang setahuku sudah terkenal dengan segala macam kebaikan di lingkungannya…aku tak peduli apakah keluarga suster yang lain mau menerimaku atau tidak…yang terpikir olehku adalah aku harus sekolah !
Setelah STTB SMP kuterima…aku berpamitan kepada bapak wakil kepala sekolah yang telah menjadi musuh besarku dan akhirnya menjadi dewa penolongku..dan kukatakan pada beliau bahwa aku akan ikut di keluarga besarnya suster yang telah membantuku selama di sekolah SMP…dan beliau memaklumi dan prinsip beliau aku harus terus sekolah karena aku bukan anak yang bodoh untuk terus melanjutkan sekolah…dengan segala pesan pesanya aku diijinkan pulang melanjutkan petualangan hidupku serta aku dibelikan baju yang waktu itu harganya Rp 3000 ,-oleh istri beliau…meski baju murahan tapi itu menjadi baju terbaik yang kumiliki saat itu..Akupun pamit dengan orang tuaku untuk melanjutkan kisah hidup berada di lingkungan saudara saudara suster…nggak ada respon yang berarti dari orang tuaku karena mungkin beliau juga bingung mau komentar apa…dan aku dibiarkan pergi meninggalkan rumah untuk melanjutkaan kehidupan…tak ada keharuan diantara kami karena aku sudah terbiasa dengan semua ini..
Dengan berbekal baju yang kupunya..dengan uang yang diberi oleh bapak wakil kepala sekolah aku mencari alamat bapak dari suster yang telah membantu sekolahku…sedikit Tanya sana sini akhirnya kutemukan alamat yang dituju…sebuah rumah besar di pingir jalan protocol yang didepannya ada kolam ikan kecil ,sedang sebelah kiri depan sebuah toko besi besar dengan penjaganya orang keturunan…ternyata rumah bagian depan dijadikan kantor koperasi..aku bertanya kepada salah satu staf yang ada disana dan ternyata mereka sudah tahu bahwa aku akan datang dan sudah disiapkan kamar di bangunan belakang yang lay outnya seperti sebuah rumah kost dengan 5 kamar 1 bangunan dapur besar 2 kamar mandi..2 kolam ikan besar dan 1 kandang ayam ukuran 5m x 10m..sebuah pekarangan yang luas ditengah kota Solo…aku diantar oleh salah satu staf koperasi namanya mas Hendro..setelah ditunjukkan kamar yang disiapkan untukku beliau mengantarku ke rumah utama yang jaraknya 50 meter dari rumah yang pertama kukunjungi…rumah ini juga tak kalah besar dengan rumah yang tadi…di depan bangunan kantor koperasi utama..kemudian ada halaman luas yang cukup untuk 2 lapangan tenis serta di sebelahnya sebuah bangunan aula untuk pertemuan koperasi…sedangkan rumah utama yang dimaksud hanya kecil seperti kost kost an juga tapi disitulah tempat tinggal orang kepercayaan Bapak ( bapaknya suster )..namanya mas Gino …aku disambut keluarga mas Gino dengan baik ..dan aku mulai berkenalan kepada semua yang ada disana..yang kebetulan waktu itu sedang berkumpul menonton TV..canggung juga berada dilingkungan yang belum aku kenal..dan harus menjadi bagian dari keluarga mereka..banyak sekali pertanyaan pertanyaan jalinan keakraban yang dilontarkan ke aku…dan dari pembicaraan kami aku dapat menyimpulkan bahwa keluarga yang ada disitu tak lebih seperti aku…anak asuh bapak yang sudah lama disitu sampai berkeluarga dan punya anak..serta sebagian besar justru saudara saudara mas Gino yang kebetulan mengunjungi mas Gino…
Ketika jam makan siang tiba…istri mas Gino menyiapkan makan buat Bapak (bapak suster )…karena biasanya bapak makan siang di rumah ini…karena kalau mau pulang ke rumah beliau ,harus menempuh perjalanan yang jaraknya masih 10 km dari rumah utama ini…ternyata rumahnya tak hanya diarea ini…tapi masih ada rumah lagi yang ditempati beliau dengan istri dan 1 anak asuh juga yang kudengar seusiaku..yang di sekolahkan juga. Dari keterangan yang ku dengar ,kebanyakan anak asuhnya berasal dari daerah Karang Pandan Tawangmangu..karena beliau asalnya dari daerah itu…Aku membayangkan sosok Bapaknya suster ini pasti seorang boss yang sangat disegani dengan wajah dingin dan harus selalu dihormati…karena aku belum tahu wajah beliau membuat aku menerka nerka bagaimana sosok beliau…Kalau dilihat dari asset yang dimiliki sepertinya dia adalah orang terkaya didaerahnya….hebat !!
Seorang bapak tua mendatangi rumah mas Gino yang kebetulan kami sedang makan siang bersama..beliau naik motor Suzuki RC yang jelas bukan keluaran terbaru…ketika mendekat beliau tersenyum sambil membersihkan kacamatanya yang terkena debu lalu dipakai lagi sambil jalan mendekati kami…dengan penuh keakraban beliau menyapa si kecil anak mas Gino..dan menyapa kami semua…beliau terhenti sejenak pandangannya ketika melihat aku yang mungkin agak asing di penglihatan beliau…lalu beliau bertanya “ kamu anaknya suster Paul ??..sambil berjalan mendekatiku dan kusambut dengan menjabat tangan beliau dan kemudian beliau duduk disampingku…sesaat kemudian istri mas Gino dengan sangat sopan menawarkan makan dan meletakkan minuman di dekat beliau…
Ternyata beliau adalah bapaknya suster…sangat sederhana dan penuh aura kebaikan..tapi tetap terlihat tegas dan bijaksana…Dengan rasa humor beliau memberikan tugas tugas yang harus aku lakukan …antara lain disuruh belajar beternak ayam broiler…ayam cemani…dan menjaga rumah yang kudatangi pertama kali…dan bekerjasama dengan penghuni kamar yang lain…Aku seperti menemukan seorang Bapak yang kudambakan…kekayaan melimpah tapi tetap sederhana dan hidupnya penuh kedamaian dan beliau juga salah satu donator untuk gereja di wilayahnya…kira kira setengah jam beliau pamit untuk kembali ke kantor…semua orang mengiyakan dengan penuh rasa hormat…..
Seiring dengan keberangkatan Bapak kembali ke kantor..aku pamit sama istrinya mas Gino dan keluarga untuk kembali ke kamar yang disiapkan untukku sekalian merapikan dan menata tempat…. Sampai di kamar aku masih bingung ..merasa asing..dan terlalu drastis perbedaan budaya dan aktifitas yang akan kujalani di hari hari mendatang…Kukumpulkan rasa…kucari sisa sisa ketenangan..kubungkus dalam satu keinginan…aku ingin sekolah ….!! Akan kujalani apapun perjalanan yang akan kuhadapi…Mungkin hidupku harus seperti ini…dan kupastikan bapakku di rumah nggak tahu aku tinggal dimana …nggak tahu aku ikut siapa..dan nggak tahu aku akan sekolah dimana…atau bisa jadi bapakku juga nggak mau tahu..tapi biarlah ….aku memang harus menyibak segala semak semak kehidupan ini sendiri…………Tuhan terimakasih pertolonganMu…Kau temukan aku dengan orang yang mau menolongku…………
By: Seniman_tanpakarya.
LIKE THIS, Cerita Perjuangan yang juga mengharukan, teruslah berkarya dan tetap semangat...
BalasHapus