Senin, 22 November 2010

Menangis Terbahak bahak...


Dalam perjalanan hidupku pernah terjadi peristiwa yang bertolak belakang .Ceritanya begini aku besar bukan dengan orang tuaku ,ibuku meninggal saat aku belum bisa melihat jelas secantik apa wanita yang melahirkanku.Hari demi hari aku lalui dengan hidup bersama nenek dan kakek dari ibu kandungku.Sejak kecil aku terbiasa menyanyi atau berjoget dangdut dan tidak malu jika dilihat banyak orang .
Pernah ketika masih kelas TK aku dicari beberapa anak anak dewasa hanya untuk disuruh berjoget di depan mereka sambil mereka tertawa  tawa saat lulusan sekolah sma. Anehnya aku seneng aja..gak takut mereka sedang mabuk bahkan temen temenku waktu itu (teman TK ) malah ikut tertawa tawa melihat keanehan  gayaku.
Seiring perjalanan waktu kakekku smakin menua  dan akhirnya beliau meninggalkan aku ,tinggal aku nenek dan pak Lik yang selalu nggak akur dengan aku tapi beliau sebenarnya baik.Lulus SD Nenek sudah tak sanggup lagi menyekolahkan aku .Pak Lik berusaha keras agar aku tetap sekolah akhirnya aku diantar ke rumah bapak dan memaksa bapak untuk menyekolahkan aku meskipun saat itu pendaftaran sudah ditutup 1 hari sebelumnya,,karena aku memang tidak berharap untuk bisa bersekolah ,ya aku nggak mencari sekolahan apalagi syarat syarat pendaftaran. Dengan segala macam cara akhirnya Pak Likku bisa mendaftarkan aku di sebuah sekolak Katholik yang konon kabarnya sekarang sudah beralih fungsi menjadi Panti Asuhan..Aku bertahan ikut bapak hanya di kelas 1 SMP ,saat mulai kelas 2 perekonomian keluarga mulai kacau dan bapak masih harus membiayai 2 anak dari ibu baruku.
Keributan keluarga mulai serig terjadi dan tentunya aku menjadi prioritas terakhir bagi mereka,aku sering kena marah bahkan aku sempat mengemasi pakaianku untuk pergi meninggalkan rumah karena aku sadar aku telah mengganggu kehidupan mereka yang pas pasan dan aku sadar aku adalah anak dari wanita yang sudah mati dan tidak layak memiliki ibu lagi.Keinginanku digagalkan tetangga dan saudara saudaraku yang lain.Aku mulai kacau saat kelas 2 SMP sudah menginjak 2 bulan ,Uang sekolah tak lagi terbayar..menumpuk hingga hamper 6 bulan,,aku merasa malu dan aku melampiaskan dengan selalu menghindar dari sekolah .Aku tak lagi duduk di bangku kelas mendengarkan pelajaran,tapi aku berada di tepian rel kereta api menyusuri lorong lorongnya,,corat coret tembok untuk ungkapakan perasaan ,tidur siang dibawah jembatan kereta sambil sesekali mencari pohon yang barangkali ada buah yang bisa untuk membantu menahan lapar.Setiap hari selama 1 bulan aku terus seperti itu..Orang tuaku tidak tahu apa yang aku lakukan karena dari rumah aku berseragam dan berangkat seperti dulu dulu. Hingga pada suatu ketika…,  saat pihak sekolah mendatangi rumahku dan mengatakan bahwa aku tidak pernah lagi masuk sekolah.. orang tuaku baru tahu…    Anda bisa bayangkan respon  Bapakku ??      Beliau sangat …       biasa saja.    Entahlah…
Aku putuskan untuk berhenti sekolah,,,setiap hari bengong di rumah mendengarkan kekesalan ibu yang macam macam hingga membuat aku smakin depresi  tapi aku tetap jalani karena nasihat dan motivasi yang diberikan padaku oleh tetangga kanan kiri terutama yang tahu persis tentang kisahku.Aku mulai diajak bekerja di tempat tetangga seorang perajin gitar .Pekerjaanku hanya  menghaluskan gitar yang akan di cat. Awalnya aku diberi upah barang barang untuk mencuci ,sabun,pasta gigi dll. Karena beliau tahu kalau selama ini aku tidak boleh minta ke bapak walaupun sekedar satu oles pasta gigi..
Sedikit demi sedikit aku mulai dapat upah uang juga yang kuberikan pada ibu meski apapun  yang terjadi ibu tiriku tetap aku hormati sebagai ibu.Beberapa minggu berlalu aku jalani seperti itu banyak yang menangis melihat apa yang terjadi pada diriku terutama tetangga yang aku lewati saat pulang dan berangkat kerja di perajin gitar. Mereka saling berebut untuk sekedar menawarkan makan di rumahnya dan kadang menyelipkan sedikit uang buat jajan.
Aku kaget ketika saat istirahat dari kerja aku pulang dan mendapati seorang suster biara sudah duduk ngobrol dengan ibu tiriku,Aku mencoba menghindar tapi keburu terlihat oleh suster  yang  ternyata  datang dari yayasan sekolah untuk sengaja mencariku. Beliau hanya bertanya padaku “ kamu masih ingin sekolah ??
Dengan takut sekaligus malu aku menganggukkan kepala…lalu beliau berkata “ Besuk  kamu masuk “
Ingin rasanya aku menanyakan bagaimana uang sekolahnya,bagaimana dengan kenakalan yang sudah aku perbuat disekolah yang sudah menantang bapak wakil kepala sekolah…dll ..sepanjang malam aku bertanya Tanya antara sekolah atau tidak..masuk atau tidak…masuk berarti menanggung malu…pasti dibenci banyak guru dsb,,belum sempat kekeluarkan pertanyaanku suster sudah pamit pergi…..
Akhirnya kuputuskan untuk masuk ..karena aku harus sekolah.Esoknya aku kembali ke sekolah, banyak teman yang komentar baik maupun buruk tapi ya cuek aja..yang penting sekolah..Saat pelajaran mulai kulihat suster yang kemarin datang ke rumah mengecheck ke dalam kelas barangkali memastikan apakah aku benar benar masuk atau tidak.  Ketika Jam pulang aku dipanggil lagi oleh suster dan diberi tahu bahwa semua uang sekolah ditanggung beliau dengan catatan aku harus bekerja di sekolah membuat rambak dan aku ditunjuk sebagai team leadernya bersama anak anak lain yang juga kurang mampu untuk sekedar membayar SPP. Dari semua anak anak yang bekerja di sekolah sepulang pelajaran selesai hanya akulah satu satunya anak yang paling diprioritaskan ,karena aku dibiayai tidak Cuma SPP tapi semua yang berhubungan dengan administrasi sekolah gratis.Aku kembali meraih rangking pertama seperti saat kelas 1 yang membanggakan ibu tiriku karena masuk Koran atas prestasiku.
Kelas 2 SMP mulai berakhir  terjadi kecelakaan terhadap kakiku yang tersiram minyak goreng panas saat terakhir kali memasukkan rambak mentah ke penggorengan.Allhamdulillah hanya luka bakar di kaki semenjak itu aku tak lagi ikut bekerja membuat rambak karena pemasarannya juga semakin memburuk.
Tiba tiba saja bapak wakil kepala sekolah yang dulu sangat membenciku meminta agar aku mau tinggal di rumahnya untuk menemani anak-anaknya dan dijamin sekolahku akan dibayar semua.Setelah ijin susterku akhirnya aku mau tinggal di rumah wakil kepala sekolahku. Meski aku dianggap sebagai pembantu oleh anak anaknya tapi aku cuek aja yang penting bisa SEKOLAH..dan makan enak…
Ujian Nasional mulai mendekat aku dibantu bapak wakil sekolahku untuk selalu belajar dan dicarikan bahan bahan belajar dengan harapan aku bisa lulus dengan baik. Seminggu sebelum ujian aku diajak bapak wakil kepala sekolahku pergi ke rumah orang tua yang  bahasa kerennya “Mbah Dukun” .
Seumur umur baru saat itu aku ketemu mbah dukun… Aku mencoba bertanya mau diapakan aku kok diajak ke tempat seperti itu. Kata beliau hanya dimintakan restu agar aku bisa menghadapi ujian dengan tenang dan dapat nilai yang bagus. Saat itu aku oke oke saja ( tapi kalo sekarang sory lah ya)..malamnya aku mandi kembang…sebagai syaratnya..dan syarat yang lain aku harus minta restu ke kuburan ibu kandungku,, Padahal ibuku di kubur dimana tempatnya aku nggak tahu…bayangkan 13 tahun umurku belum pernah tahu dimana ibuku dikuburkan…Akhirnya mau tidak mau aku pulang ke tempat bapak untuk meminta ditunjukkan kuburan istri pertamanya yaitu ibuku.
Dengan berbekal kembang setaman yang kubeli di pasar aku mengajak Bapak menemani aku untuk menunjukkan kuburan ibu.Perjalanan cukup jauh dengan naik sepeda onthel 1 jam ,aku dibonceng bapak menuju rumah nenek ( ibunya ibu kandung )..Ternyata bapak juga sudah lupa letak kuburan istrinya…wah hebat juga bapak ini kuburan istrinya aja lupa. Setelah nenek siap mengantar ….kami berjalan menuju kuburan dan aku masih ingat pesan wakil kepala sekolahku untuk minta restu ke ibu agar ujianku lancar..maklum waktu itu tidak kenal agama…Ketika masuk area kuburan aku menunggu nenek yang menemui juru kunci dulu atau penjaga kubur di makam tersebut.
Mataku mulai berkaca kaca teringat ibuku yang telah meninggal kan aku selama ini dan tentunya akan merasa kangen sekali karena selama 13 tahun tidak pernah teringat..airmata mulai menetes tatkala juru kunci menunjukkan lokasi makam ibu ke nenek sambil menunjukkan telunjukknya kea rah deretan makam agak ke tengah area pekuburan.
Perlahan lahan aku jalan dibelakang bapak yang saat itu mengikuti  dibelakang nenek… menuju ke tengah pemakaman ….sepi suasana membuat hati ini makin menangis mengingat ibu..
Lalu nenek duduk dan memposisikan berdoa diikuti bapak yang jongkok didekat nenek dan menengadahkan tangan ikut berdoa..aku tak kuasa menengadahkan tangan karena airmata ini mengalir deras dan terisak isak seperti perempuan yang ditinggal keluarganya…nafasku sesak karena menahan tangis agar tak bersuara keras ..tapi tetap saja nafas ini tersengal sengal menahan kerinduan akan kasih saying ibu yang selama ini tak pernah kurasakan…akhirnya kubiarkan tangisku meledak …kubiarkan kepala ini jatuh di gundukan kuburan ….semakin keras aku menangis…kurasakan tangan bapak mengelus bahuku menenangkan aku….aku terus saja menangis dan terhenti saat aku didekati sang juru kunci dan beliau berkata …” Maaass…Kuburannya salah….Bukan yang ini…tapi yang sana….”
Busyett..!!  Seketika itu tangisku terhenti  dan hati ini mulai tertawa…Udah terlanjur nangis kayak gini ee…kuburannya salah….dasar  orang tua ……kuburan istri aja lupaaaaaa…wongeedyaaannnn…..
                                                                                 Memory SMP kelas 3. By Seniman_tanpakarya.

1 komentar: