Badai telah berlalu …aku kembali berangkat sekolah di setengah tahun ke 2 kelas dua …kugali sisa sisa semangat yang masih ada untuk kembali menjalin keakraban dengan buku buku pelajaran..kisah badung setengah tahun yang lalu kusimpan dalam album kenangan dan kutaruh di dalam bungkus masa lalu..…sedikit demi sedikit jerawat di wajahku menghilang dan sekaligus kulitku pun tinggal sisa sisa bintik kecil seperti bekas luka bakar…..mungkin karena daun pepaya yang pernah di lumatkan di badanku oleh ibu tiriku..dan mungkin karena air wudhu yang selalu kubasuhkan ketika akan melakukan sholat..
Kini aku mulai bebas dari memikirkan biaya sekolah karena semua dibayar oleh suster yang empati terhadap aku…beliau mengajarkan aku berwira swasta dengan membuat rambak tipis dari gandum…dengan sabar beliau mengajarkan ilmunya untuk kami murid murid yang kurang mampu untuk membayar uang bulanan sekolah…kami mulai bekerja setiap pulang sekolah atau jika jam istirahat tiba.Usaha ini dilakukan di ruang karantina yang pernah dipakai untuk penyidikkan tentang kasus pemberontakan di kelasku dan sudah ketahuan kalau akulah pemimpin pemberontaknya…Rambak produksi kami dipasarkan di keluarga besar yayasan Katholik oleh suster dan sebagai tukang pengirimannya suster meminta tolong pada penjaga kantin sekolah..yang aku tahu biasanya dikirim ke SMP / SMA Katholik se-Surakarta…karena aku pernah diajak mengantar ke sana.
Hari hariku kuhabiskan di pembuatan rambak karena aku malas sekali pulang kerumah…kalau pun pulang hanya untuk berganti baju seragam lalu cabut lagi ke sekolah…karena lapar aku sering makan rambak rambak yang ku potong tipis tipis sebelum proses penjemuran…terkadang mulut ini sampai kinclong berminyak…itu kulakukan jika suster tidak bersama kami…biasanya kalau ada suster pasti dibawakan makanan dari biara…walau hanya sepotong roti dengan semangat berbagi………….
Perlu pembaca ketahui waktu itu aku jarang makan dirumah karena untuk makan adik adik saja kurasa masih kurang…kalau pun aku makan di rumah aku menunggu ibuku gak kelihatan dulu pas ibu ke warung biasanya… baru aku berani mengambil nasi yang sudah dijatah di piring khusus buat aku..tidak boleh nambah karena memang semua sudah dibagi untuk yang lain..Setiap mau makan aku seperti maling…berjalan berjingkat bertapak jari jari kaki mengendap endap..takut ketahuan ibu…kalau ternyata ibu ada dirumah…aku mending nggak jadi makan…..aneh tapi memang begitulah.….Kisah di sekolahku memang sudah berubah tapi kisah dirumah tetap masih seperti dulu….aku adalah anak orang mati.
Biasanya jika aku tidak berhasil makan dirumah..aku memanjat pohon jambu biji di sebelah rumah tetangga dan apapun bentuk jambunya aku makan..buat pengisi perut..jika tetanggaku tahu pasti aku disuruh turun dan dikasih makanan…karena beliau tahu aku pasti belum makan……..Pernah suatu hari ketika aku sedang mengisi perutku di atas pohon jambu,.ketahuan ibuku dan dimarahin habis habisan…katanya aku bikin malu keluarga..makan minta minta pada tetangga….
Padahal aku nggak pernah minta minta pada tetangga…hanya tetanggakulah yang sering berebut untuk sekedar memberiku makan…dan bahkan tetanggaku sampai takut juga memberiku sesuatu…karena tetanggaku tidak ingin aku dimarahi gara gara mereka memberi makan….akhirnya setiap kali menyuruhku makan ditempatnya …aku seperti orang diculik…di dekati ditarik paksa dimasukkan ke rumah tetanggaku dan disuruh makan…sementara tetanggaku berjaga jaga di pintu ruangan tempat aku makan……….sebegitunya mereka ingin memberiku walau hanya sekedar makan..biasanya yang melakukan ini adalah orang tua di sekitarku..
Tidak semua kejadian dalam hidup ini sama ..jika kebetulan aku nggak berani makan dirumah, dan jika akupun takut ketahuan ibu saat berada diatas pohon jambu untuk mengisi perut,…biasanya aku pergi ke pinggir sungai yang tidak jauh dari rumah…dan letaknya juga dipinggir jalan kecil…sungai ini membelah perbatasan antara kabupaten Sukoharjo dan Surakarta…aku memanjat pohon dipinggir sungai yang dahannya melintang diatas tengah tengah sungai….disitu aku biasanya mendengarkan desah nafas,,,merasakan denyut kehidupanku…serta merenungkan perjalanan hidupku yang kurasa jauh dari kebahagiaan…aku biasa menyanyikan lagu “Maria”..yang kubayangkan maria adalah ibuku kandungku yang sudah meninggal…kira kira liriknya seperti ini..
Reff: Maria…akhirnya Tuhanpun memanggilmu…oh
Maria…hati pilu memandang potretmu..
Kini kau tlah tiada,..pergi untuk slamanya…dst
Kurangkaikan doa hanya untukmu
Smoga Tuhan slalu bersamamu
Mimpi indahlah engkau ..dalam tidur panjangmu
Di pintu surga nanti kita bertemuuu….dst
Aku lebih sering menyendiri ditepian sungai seperti ini…menurutku asik ..selain itu juga untuk menghindari omelan ibu yang selalu menganggap apapun yang kulakukan rasanya nggak ada yang benar di mata beliau….
Dengan menyendiri di pinggir sungai aku bisa ciptakan syair syair sendiri…kadang terinspirasi untuk ber puisi sendiri…dan kadang juga menangis sendiri………mungkin kejadian inilah yang membuat aku mulai senang dengan puisi…senang menulis ….dan senang berkhayal….Di sungai ini jugalah WC terpanjangku ,..aku biasa membuang hajat…maklum dirumah nggak ada WC….hingga suatu ketika…saat aku berak di sungai…eh,,tiba tiba segerombolan cewek teman teman sekolah lewat…! Spontan wajahku kusembunyikan…sambil deg degan aku menunduk menahan malu….kurapatkan wajah ini ke tanah dinding sungai tempat aku jongkok…sambil berharap mereka cepat berlalu…..sejenak keriuhan mereka tak terdengar…..berarti sudah lewat….lega rasanya…karena bagaimanapun …,jaga image juga dong …masak …berak di sungai….nggak hygeinis…gitu lhoh…
Setelah kurasa aman..dan kebetulan hajatku selesai…aku berdiri diatas batu yang kupakai buat jongkok… sambil membetulkan sabuk celanaku…tiba tiba terdengar suara…..”Hayooo Ngapain tuh………….” Spontan mulutku menganga…kayak film di “pause”…dan tanganku pun terhenti memegangi sabuk celana….ternyata masih ada sisa temen cewek yang belum lewat…dan dia adalah…Dany………Wah..malunyaaaa….
Di sekolah aku seperti kembali hidup baru,meski kerja di sekolah untuk bikin rambak tapi banyak sekali yang ingin gabung tidak hanya yang ekonominya kurang mampu tapi banyak juga yang jelas jelas anak orang mampu ikut bergabung di pembuatan rambak terutama adik adik kelas…baik putra dan putri….mereka tidak menginginkan upah..hanya ingin bergabung saja katanya….mendengar cerita mereka aku kadang ketawa sendiri…katanya mereka dulu takut jika melihat aku…orangnya angkuh,sombong sok jagoan…dll…tapi ketika mereka dekat denganku dan mengenal aku…rata rata mereka berpendapat aku orangnya baik..lembut..dan tidak seperti yang mereka duga sebelumnya…..
Aku semakin terkenal saat aku sering menempel puisi ..atau gambar gambar karikatur yang kutempel di majalah dinding sekolah.Biasanya selalu diisi oleh kakak kelas yang jiwa seninya tinggi…aku beranikan diri untuk menjadi penerus karya seni di madding…karya karyaku kuatas namakan UPIETR..awalnya banyak yang nggak tahu…siapa Upietr…hingga Luluk adik kelasku jatuh cinta pada puisi puisiku tapi dia tidak tahu siapa penulisnya…Dianya sudah kenal dengan aku dan sering caper gitu…kalau ada aku …mondar mandir main mata ….aku tahu dia menyukaiku…dan kubuat puisi juga tentang perasaan dia ke aku…lama lama entah darimana ceritanya dia mulai tahu kalau yang sering mengisi majalah dinding adalah aku…aku diberi surat dari dia…dengan terang terangan dia menuliskan perasaannya ke aku….wah gila nih…cewek ngungkapin duluan perasaannya…..jujur aku merasa tersanjung…karena dia juga manis ..imut..dan periang….serta tawanya khas…kalau tertawa terputus putus…..
Sebenarnya dalam hatiku hanya ada Dany…tapi karena Dany penuh mistery dan aku juga tahu ternyata Dany bukan pacarnya Hary…meski begitu tetap kusimpan harapanku untuk menjadi pacarnya….
Aku terus berkarya …rasaku kutuliskan……….isi otakku ku katakan…kususun huruf demi huruf menjadi kata terbentuk kalimat dan jadilah paragraph….dengan bahasa bahasa kias kuungkap isi dada….tentang hidup…tentang sekolah….tentang cinta…dan keinginan…………yang belum bisa kulakukan adalah melawak…mungkin karena lingkungan yang membuatku tertekan…aku jadi tak mudah bercanda…wajah lesu dan ketakutanlah yang biasa terpancar dari mukaku…tapi aku tetap berkarya apapun itu….rangking di sekolah mulai membaik…dari terburuk...hingga kembali ke 10 besar…dan dalam hatiku mengatakan aku harus rangking 1 lagi seperti dulu……….semangatku tumbuh…..Pohon di pinggir kali adalah sumber inspirasiku…Terakhir aku melihat sungai yang dulu kujadikan tempat menyendiri..kini menjadi kotor karena kemajuan jaman …dan menjadi lingkungan perumahan….
Seniman_tanpakarya.
UPIETR : Uwonge Pinter Isinan Elek Tur Rodok…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar